Kemarin, dipinggir jalan aku menemukan 2 benda seukuran kotak korek api. Yang pertama, bahannya logam, warnanya kuning mengkilat, memantulkan cahaya keemasan. Yang kedua, bahannya kayu, mulai lapuk, dan busuk. Benda pertama, kuambil, dan langsung cepat-cepat kubawa pulang. Benda kedua, ku biarkan saja disitu, tidak kuambil.
Benda pertama ku cuci bersih dan kuperiksa. Aku penasaran, apakah benda ini adalah seperti yang kupikirkan ? Kuat dugaanku benda ini emas ! Supaya lebih meyakinkan kubawa ke tukang emas, kutimbang. Dan betapa senangnya, ternyata benar-benar emas !
*----o0o----*
Emas dan kayu busuk adalah ilustrasi tentang diri kita. Emas itu menggambarkan sesuatu yang pasti dicari orang, pasti bernilai. Kayu busuk itu menggambarkan sesuatu yang tidak berguna, tidak bernilai.
Apakah di dalam diri kita orang akan mendapatkan emas atau kayu busuk ?
Benda pertama tidak perlu membuat label "Ini emas". Tapi aku sudah yakin untuk mengambil dan membawanya pulang. Kenapa ? Karena dia memberi kesan yang menarik, kesan bernilai. Benda kedua juga tidak perlu repot-repot membuat label "Ini emas juga" ! Sudah pasti tidak akan ada yang mengambil. Tapi bagaimana jika benda pertama yang kuduga emas ternyata bukan ? Alias palsu ? Ya karena ternyata ketahuan tidak mempunyai nilai, ya dibuang saja.
Artinya apa ?
Hendaknya jangan kita membuat pembenaran diri terlebih dahulu dengan menggunakan pepatah, "Don't judge a book by its cover !" Semua pasti akan diuji keasliannya, mutunya ! Kalau memang emas, pasti ketahuan, pasti bernilai, pasti diburu orang.
Namun, sering sekali emas di dalam diri kita tertimpa timbunan kayu busuk. Akhirnya pancaran kemilaunya terhalang kayu busuk, dan tidak ada yang melihat. Malah yang terlihat adalah kayu busuknya.
Suatu kebodohan kalau ada yang bilang saya jualan emas dengan label, "di dalam sini ada emas !" Tapi orang hanya melihat kayu busuk yang terpampang. Kalau emas itu ada di dalam diri kita, maka tampilkanlah emas ! Kayu busuknya buang jauh-jauh, singkirkan ! Bersihkan dari dirimu !
Ibaratkan diri kita adalah toko emas. Coba keluar sebentar dari tokomu, dan lihat dari luar. Apakah yang terlihat emas atau kayu busuk ? Dan sebelum masuk lagi, coba juga lihat "toko emas" sebelah !!
Ilustrasi emas dan kayu busuk ini bukanlah soal pencitraan atau cari muka. Ini yang sering kali disalah-artikan. Kitab suci berkisah perihal teladan melipatgandakan talenta, dan bukan menguburnya dalam tanah. Sangat disayangkan kalau emas di dalam diri kita harus terus terkubur sampai kita mati.
Kita itu toko emas, buang kayu busuknya !
- timbulmanalu
Cikutra-Bandung, 29 September 2017
TUAN SUMERHAM - RAMBE
Jumat, 29 September 2017
Selasa, 12 September 2017
KEBERHASILAN itu HAK Anda !
Seseorang dikatakan berhasil apabila dia sampai kepada suatu tujuan, atau pencapaian. Apapun itu, sesuatu yang dia tahu apa, dimana, dan bagaimana mencapainya. Seorang atlet lari berhasil ketika dia mencapai garis finish di 100m, atau 40km atau di jarak berapapun kelas yang diikutinya. Dan dia bisa mengukur keberhasilannya dengan perolehan apa yang didapat. Apakah juara 1,2,3 - tapi yang paling mendasar adalah dia sampai ke garis finish, sampai ke tujuan.
Untuk menjadi seseorang yang berhasil Saudara harus tahu tujuan Saudara dimana. Pastikan Saudara mengarah kesana, capai itu dengan totalitas, dan bila sudah sampai silahkan berlanjut ke tujuan lainnya. Maka keberhasilan demi keberhasilan akan mewarnai hidup Saudara.
Saat ini Saudara merasa gagal ? Mungkin sesungguhnya karena Saudara tidak tahu apa dan dimana tujuan Saudara. Atau mungkin Saudara salah arah. Atau malah, Saudara sendiri belum melangkah kesana. Ribuan langkah menuju puncak Everest harus diawali dengan satu langkah.
Atau, mungkin Saudara "nyaman" atau tenang-tenang saja dengan situasi dan kondisi yang tanpa arah dan tujuan. Hati-hati, jangan-jangan Saudara berada di tempat yang salah. Mungkin Saudara sedang berkumpul dengan orang-orang yang tak punya arah dan tujuan. Segera pergi dan tinggalkan mereka. Atau sayang nya, Saudara sendiri yang tidak punya arah dan tujuan ? Kalau begitu siap-siaplah ditinggalkan.
Tips, ibarat mencari alamat, jangan malu bertanya. Kalau tujuannya 'nggak ketemu juga, ya bertanya. Tanya siapa ? Tanya sama yang sudah pernah sampai kesana. Gampang khan ? Nah kalau sudah dikasi tahu arah yang benar ya ikutin dong. Benar 'nggak ?
Penyesalan itu selalu datang terlambat. Pasti ada saatnya nanti Anda sudah terlalu "tua" untuk naik ke puncak Everest dan turun lagi dengan selamat. Manusia itu semakin tua, bukan semakin muda, apalagi muda terus.
Jadi paham ya, Anda itu semakin tua. Pilihannya ada pada Anda sendiri. Yang pasti harus melangkah ke arah yang dituju. Oh, Anda bilang nanti saja ? Ya itu juga hak Anda, yang jelas Anda itu semakin tua.
Keberhasilan itu hak Anda, tapi bukan tanpa kewajiban. Kewajibannya apa ? Ya, "usaha". Tunaikan kewajiban Anda dan raih keberhasilan.
Tetap semangat ya..
KEBERHASILAN itu HAK Anda !
-timbulmanalu
Cikutra - Bandung, 12 September 2017
Langganan:
Postingan (Atom)